Desain Intruksional berbasis Kurikulum 2013

10:53:00 PM
BAB I
PENDAHULUAN
     A.    Latar Belakang
Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karenaseluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentral kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukanlandasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Melihat bahwa sangat pentingnya komponen-komponen dalam kurikulum.

B.     Perumusan Masalah
1.      Pengertian desain itruksional ?
2.      Tujuan Intruksional ?
3.      Macam – macam intruksional ?

                                                             BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian desain Instruksional
Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan.langkah pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya.
Tujuan desainer adalah untuk menghasilkan suatu model atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun. Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan  secara efektif antara pendidik dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada kognitif dan perilaku.
Dengan kata lain, desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.
Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran ialah sebagai berikut
a.       Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual.
b.      Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka panjang.
c.       Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal.
d.      Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia.
e.       Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem.

Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh prosedur-prosedur desain pembelajaran, namun prinsip-prinsip umumnya berasal dari aspek-aspek komunikasi disamping proses belajar.
Prinsip – Prinsip Desain Instruksional (berdasarkan Teori Belajar / Psikologi  dan hasil penelitian) Pengulangan respon yang menyenangkan (pengulangan).
            Beane ( 1994 ) mengategorikan tujuan intruksioanal sebagai berikut :[1]
a.       Tujuan konten dan tujuan proses
Tujuan Konten : terfokus pada penguasaan fakta, prinsip, atau yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
Tujuan proses : berpusat pada perbaikan terhadap konten atau tindakan yang disarankan oleh topik yang ada.
b.      Tujuan tingkah laku
Tujuan intruksioanal khusus perlu melakukan spesialisasi beberapa jenis tingkah laku, dengan maksud menyusun pembelajaran aktual yang dapat di ukur.
c.       Tujuan Penampilan
d.      Tujuan ekspersif
e.       Tujuan berdasarka taksonomi bloom
1.      Mengetahui
2.      Memahami
3.      Menerapkan
4.      Menganalisis
5.      Menyintesis
6.      Mengaevaluasi
Desain Instruksional dapat dilakukan melalui 2 pendekatan :
a.       Pendekatan-pengetahuan (knowledge-oriented) peserta harus dapat menjelaskan prinsip-prinsip desain instruksional.
b.      Pendekatan-produk (product-oriented), peserta diharuskan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam mendesain sesuatu, menghasilkan produk desain

B.     Model-model desain Instruksional
Ada banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya terkait model pengembangan desain instruksional. Beberapa model pengembangan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
Model Wong dan Roulerson mengemukakan enam langkah pengembangan desain instruksional yaitu :
a.       Merumuskan tujuan.
b.      Menganalisis tujuan tugas belajar.
c.       Mengelompokkan tugas-tugas belajar dan memilih kondisi belajar yang tepat.
d.      Memilih metoda dan media.
e.       Mensintesiskan komponen-komponen pembelajaran.
f.       Melakasanakan rencana, mengevaluasi dan memberi umpan balik.

Model Banathy Secara garis besar, model desain intruksional Banathy meliputi enam langkah pokok, yaitu :
a.       Merumuskan tujuan,
b.      Mengembangkan tes.
c.       Menganalisis kegiatan belajar.
d.      Mendesain sistem intruksional.
e.       Melakasanakan kegiatan dan mengetes hasil.
f.       Merumuskan tujuan intruksional

Model IDI (Instructional Development Institute).
IDI telah dikembangkan di beberapa negara Asia-Eropa, setelah berhasil di ratusan institusi pendidikan di Amerika. Model ini menggunakan model pendekatan sistem yang meliputi tiga tahapan, yaitu:
a.       Pembatasan (define)
Identifikasi masalah, dimulai dengan analisis kebutuhan atau disebut need assessment. Need assessment ini berusaha mencari perbedaan antara apa yang ada dan apa yang idealnya. Karena banyaknya kebutuhan pengajaran, maka perlu ditentukan prioritas mana yang lebih dahulu dan mana yang selanjutnya. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu karakteristik siswa, kondisi, dan sumber-sumber yang relevan.
b.      Pengembangan (develope)
Identifikasi tujuan, yaitu dengan menganalisis terlebih dahulu tujuan instruksional yang hendak dicapai, baik tujuan instruksional umum (TIU) dalam hal ini IDI menyebutkan dengan Terminal Objectives dan tujuan instruksional khusus (TIK) yang disebut Enabling Objectives. TIK merupakan penjabaran lebih rinci dari TIU.
TIK diperlukan karena Membantu siswa dan guru untuk memahami apa yang diharapkan sebagai hasil dari kegiatan instruksional. TIK merupakan building blocks dari pembelajaran yang diberikan. TIK merupakan indikator tingkah laku yang harus dicapai siswa sesuai dengan kegiatan instruksional yang diberikan.
Dalam menentukan metode pembelajaran, ada beberapa hal yang dipertimbangkan, antara lain Metode apa yang cocok digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagaimana urutan bahan yang akan disajikan Bentuk instruksional apa yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisinya (ceramah, diskusi, praktikum, karyawisata, tugas individu/kelompok, dan lain-lain).

c.       Penilaian (evaluate)
Setelah program instruksional disusun, diadakan tes uji coba untuk menentukan kelemahan dan keunggulan, serta  efisiensi dan keefetifan dari program yang dikembangkan.

Model ISD (Instructional system design).
Rancangan sistem pembelajaran  merupakan prosedur  terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :
a.       Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.
b.      Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
c.       Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran.
d.      Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.
e.       Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan.langkah pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik oemar ( 2009 ). Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.





[1] H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum,PT Remaja Rosdakarya;2009.Hal. 137

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔